Ketika berbicara tentang AC Milan diredam kala tandang ke Atalanta, tak ada yang menyangka bahwa laga yang seharusnya menjadi momentum kebangkitan Rossoneri justru berakhir dengan hasil yang mengecewakan. Dalam duel panas di Stadion Gewiss, performa Milan yang diharapkan membawa tiga poin justru tampil di bawah ekspektasi. Para penggemar pun bertanya-tanya, apa sebenarnya yang salah dengan pasukan Stefano Pioli malam itu?
Awal Pertandingan yang Tidak Seimbang
Sejak menit pertama, Atalanta tampil penuh percaya diri di depan publik sendiri. Tekanan tinggi dan pressing ketat mereka membuat lini tengah Milan kewalahan. Pemain seperti Teun Koopmeiners dan Ademola Lookman menjadi momok nyata bagi pertahanan Rossoneri.
Sementara itu, Rafael Leão dan Christian Pulisic tampak kesulitan menembus pertahanan rapat La Dea yang digalang oleh Giorgio Scalvini dan Berat Djimsiti.
Taktik Pioli yang Gagal Efektif
Salah satu sorotan utama dalam pertandingan ini adalah keputusan taktis Stefano Pioli. Ia mencoba menerapkan formasi 4-2-3-1 dengan harapan bisa menguasai bola dan memecah pertahanan lawan melalui kombinasi sayap cepat. Namun, pendekatan tersebut justru menjadi bumerang.
Atalanta sukses memanfaatkan ruang di lini tengah yang terlalu terbuka, menciptakan beberapa peluang berbahaya dari transisi cepat. Terlihat jelas bahwa koordinasi antara Rade Krunić dan Yunus Musah belum sepenuhnya solid.
Pertahanan Milan yang Rawan Dieksploitasi
Milan dikenal dengan pertahanan solid yang dibangun sejak era Paolo Maldini masih berada di manajemen. Namun pada laga ini, benteng mereka tampak rapuh. Fikayo Tomori dan Malick Thiaw kerap kehilangan posisi, sementara Mike Maignan bekerja ekstra keras menahan gempuran dari berbagai arah.
Kelemahan ini diperparah dengan minimnya dukungan dari lini tengah, membuat Atalanta leluasa menembus pertahanan dengan umpan vertikal cepat.
Dominasi Atalanta di Tengah Lapangan
Salah satu kunci kemenangan Atalanta adalah dominasi total mereka di area tengah. Kombinasi antara Éderson dan Koopmeiners benar-benar menutup ruang gerak Milan. Setiap kali bola berhasil direbut, mereka dengan cepat membalikkan situasi menjadi serangan balik yang mematikan.
Statistik menunjukkan bahwa Atalanta memenangkan 60% duel di lini tengah, menandakan betapa kuatnya pengaruh taktik Gian Piero Gasperini dalam laga ini.
Leão Tak Berkutik di Sayap Kiri
Biasanya, Rafael Leão menjadi motor serangan utama Milan. Namun kali ini, pemain asal Portugal itu seolah kehilangan sentuhannya. Ia dijaga ketat oleh Hans Hateboer, yang tak memberi ruang sedikit pun untuk Leão berkreasi.
Setiap kali mencoba menusuk ke dalam, dua hingga tiga pemain Atalanta langsung menutup ruang, memaksanya kehilangan bola. Akibatnya, Milan kehilangan sumber kreativitas utama mereka.
Minimnya Peran Pulisic dan Giroud
Di sisi kanan, Christian Pulisic juga tidak mampu memberikan ancaman berarti. Pemain asal Amerika Serikat itu tampak kesulitan menemukan ritme permainan yang sesuai.
Sementara itu, Olivier Giroud yang diharapkan menjadi target man berbahaya di kotak penalti lawan, nyaris tidak mendapatkan suplai bola matang.
Kombinasi lini depan Milan yang biasanya mematikan, malam itu benar-benar tumpul.
Gasperini Buktikan Tajamnya Strategi
Sosok Gian Piero Gasperini patut diapresiasi atas cara ia menyiapkan timnya menghadapi Milan. Taktik high pressing yang ia terapkan membuat Milan tak mampu membangun serangan dari belakang.
Selain itu, rotasi cepat dan disiplin antar lini menjadikan Atalanta tampil sebagai tim yang lebih haus kemenangan.
Strateginya berhasil mengekang kreativitas Milan dan menciptakan banyak peluang lewat serangan balik.
Masalah Klasik: Ketergantungan pada Leão
Satu hal yang kembali terlihat adalah ketergantungan Milan terhadap Rafael Leão. Setiap kali Leão tidak dalam performa terbaiknya, Milan seperti kehilangan arah permainan.
Padahal, klub sebesar Milan seharusnya memiliki lebih banyak variasi dalam skema serangan.
Kekurangan inilah yang dimanfaatkan dengan baik oleh Atalanta untuk menutup semua jalur kreatif Milan.
Reaksi Pioli Usai Laga
Usai pertandingan, Stefano Pioli tampak frustrasi namun tetap mencoba realistis. Dalam konferensi persnya, ia menyebut bahwa timnya “tidak cukup agresif dan terlalu lambat dalam mengantisipasi serangan balik lawan.”
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Pioli menyadari adanya masalah struktural dalam timnya yang perlu segera diperbaiki jika Milan ingin tetap bersaing di papan atas Serie A.
Analisis Performa Pemain Kunci Milan
Jika ditinjau dari performa individu, hanya beberapa pemain Milan yang tampil cukup baik.
Mike Maignan layak mendapat pujian karena menyelamatkan beberapa peluang berbahaya, sementara Theo Hernández mencoba memberikan kontribusi ofensif meski kurang efektif.
Sebaliknya, Tomori, Musah, dan Pulisic menjadi titik lemah yang sering diekspos Atalanta.
Dampak Kekalahan terhadap Posisi Klasemen
Kekalahan ini membuat AC Milan kehilangan momentum untuk menempel ketat rival sekotanya, Inter Milan. Dengan hasil ini, jarak poin semakin melebar dan tekanan kepada Pioli pun semakin besar.
Jika Milan tidak segera bangkit, peluang mereka untuk bersaing di papan atas bisa terancam.
Pelajaran Berharga dari Kekalahan Ini
Milan harus belajar dari kekalahan ini bahwa dominasi nama besar saja tidak cukup. Tim seperti Atalanta memiliki disiplin dan semangat juang tinggi yang bisa mengalahkan siapa pun.
Kekalahan ini bisa menjadi cermin agar Milan memperbaiki koordinasi, kreativitas, dan fleksibilitas taktik mereka di laga-laga berikutnya.
Kesimpulan: AC Milan Diredam Kala Tandang ke Atalanta
Pertandingan AC Milan diredam kala tandang ke Atalanta menjadi tamparan keras bagi tim Rossoneri. Mereka tidak hanya kehilangan poin, tetapi juga menunjukkan betapa rapuhnya struktur permainan mereka ketika menghadapi tekanan intens.
Kekalahan ini seharusnya menjadi alarm bagi Pioli dan timnya untuk segera berbenah jika tak ingin tertinggal lebih jauh dalam perburuan gelar Serie A.
Dengan mentalitas yang tepat dan evaluasi menyeluruh, Milan bisa kembali ke jalur kemenangan dan membuktikan bahwa kekalahan ini hanyalah batu loncatan menuju kebangkitan sejati.
